Ada dua film animasi yang bisa kita nikmati sekarang ini: Shark Tale dan The Incredibles. Keduanya merupakan produksi studio besar yang sudah bersaing sejak dulu: Pixar dan Dreamworks.
Dalam minggu-minggu ini, kita bisa menikmati dua film animasi keren yang jadi omongan di mana-mana: Shark Tale dan The Incredibles. Ceritanya sama-sama seru, menghibur dan tentu saja pamer teknologi animasi tercanggih.
Shark Tale bercerita soal hiu baik hati bernama Lenny (disuarakan oleh Jack Black). Karakternya berbeda dengan keluarganya yang dikenal sebagai mafianya dunia bawah laut. Lenny ini kemudian berteman dengan seekor ikan sok tau yang ingin banget ngetop, Oscar (disuarakan oleh Will Smith). Oscar ini akhirnya kesampaian juga menjadi beken setelah dia mengakui telah membunuh Franky, saudara Lenny.
Sementara The Incredibles berkisah soal kehidupan keluarga mantan superhero. Sang bokap, Bob Parr (disuarakan oleh Craig T Nelson) dulunya terkenal sebagai Mr. Incredibles yang punya kekuatan besar. Sementara istrinya, Helen, dikenal sebagai Elastica (disuarakan oleh Holly Hunter). Mereka punya tiga anak Violet, Dash, dan Jack Jack. Seperti ortunya, mereka juga punya kekuatan dan sayangnya enggak boleh dipergunakan karena bisa membahayakan keselamatan keluarga. Namun Bob akhirnya enggak tahan juga untuk mempergunakan kembali kekuatannya ketika dia mendapat tawaran pekerjaan dari seseorang yang misterius. Dan tanpa diketahuinya ternyata tawaran itu adalah pancingan untuk membunuh diri dan keluarganya.
Bukan kebetulan
Asal tahu saja pemutaran dua film ini waktunya cukup berdekatan lho. Setelah beberapa minggu Shark Tale muncul, langsung disusul oleh The Incredibles. Di Amrik sendiri pemutaran perdana kedua film ini enggak beda jauh jaraknya. Shark Tale premiere pada tanggal 1 Oktober 2004. Ini berbeda sekitar satu bulan dengan The Incredibles yang premiere tanggal 5 November 2004.
Bukan kebetulan kalau Shark Tale dan The Incredibles diputar dalam waktu yang berdekatan. Ini salah satu bentuk persaingan antara Pixar yang memproduksi The Incredibles dengan Dreamworks yang memproduksi Shark Tale. Pixar dan Dreamworks memang sejak dulu sudah jadi saingan berat. Sebagai dua perusahaan animasi yang besar di Amrik mereka selalu kebut-kebutan untuk menjadi yang terbaik di bidang animasi 3D atau yang lebih dikenal dengan sebutan CGI (Computer-Generated Imagery). Teknologi CGI ini membuat gambar yang dihasilkan lebih bagus dan terlihat seperti nyata.
Teknologi ini pertama kali diperkenalkan ke publik secara luas lewat film Toy Story (1995) garapan Pixar. Toy Story merupakan film animasi panjang pertama yang menggunakan teknologi CGI. Studio yang berpartner dengan studio Walt Disney ini memang rajin banget mengembangkan teknologi 3D. Pixar dibentuk oleh John Lasseter, salah satu tim animasi di Disney. Dia keluar dari Disney dan bergabung dengan perusahaan spesial efek komputer milik George Lucas (sutradara terkenal yang membuat film Star Wars). Pada perkembangan selanjutnya divisi ini jadi divisi independen yang diberi nama Pixar.
Awalnya Pixar hanya memiliki 44 orang pegawai. Pada saat itu mereka mulai membuat film pendek pertama yang berjudul Red's Dream. Dan masuk sebagai nominasi dalam Academy Award sebagai Best Animated Short Film. Setelah bikin film pendek, mereka mulai melangkah menggarap iklan. Setelah cukup banyak iklan yang dibuat, mulai deh perusahaan ini, yang berpartneran dengan Walt Disney Studios, mulai mengembangkan film animasi.
Pixar jadi bahan omongan setelah dirilisnya Toy Story tahun 1995. Film ini jadi film animasi komputer yang pertama. Setelah itu mereka terus merilis film-film animasi seperti A Bug's Life (1998), Toy Story 2 (1999, Monsters Inc. (2001), Finding Nemo (2003), dan terakhir The Incredibles (2004). Oh ya Pixar punya keunikan dalam merilis film mereka. Sebelum film utama dimulai, kita selalu disuguhkan animasi pendek dulu.
Saingan Pixar adalah Dreamworks Animation. Dreamwork baru muncul belakangan, tapi keberadaannya langsung dilirik pencinta film. Film animasi pertama mereka yang meraih sukses adalah Antz (1998). Yang unik dari film ini adalah, wajah semut-semut dalam animasi ini mirip dengan si pengisi suaranya seperti Woody Allen, Sharon Stone, dan Sylverster Stallone.
Saat Antz dirilis, ini mulai kelihatan deh adanya persaingan antara Pixar dengan Dreamworks. Studio milik sutradara terkenal Steven Spielberg ini sebelumnya lebih banyak memproduksi film-film non-animasi. Teknologi CGI yang dimiliki oleh Dreamworks lebih banyak dipakai dalam film non-animasi. Contoh kehebatan teknologi buatan Dreamworks bisa kita lihat di film Jurasic Park atau Men In Black.
Rupanya Dreamworks mau juga merambah ke dunia animasi. Gebrakan pertama mereka ya Antz itu. Entah kebetulan atau enggak, ternyata cerita Antz itu mirip dengan A Bug's Life lho. Keduanya berkisah tentang kehidupan di koloni semut.
Sejak saat itu mulai deh antara Pixar dan Dreamworks saling kebut-kebutan untuk membuat film animasi. Apa yang dibuat Pixar selalu ditandingi oleh Dreamworks dan sebaliknya. Setelah A Bug's Life, Pixar meliris Monster Inc. Film ini berkisah tentang monster biru yang tugasnya menakuti anak kecil tapi pada akhirnya menjadi monster yang baik hati. Eh, Dreamwork bikin cerita soal monster juga. Mereka merilis Sherk (2001). Ceritanya berkisah soal monster atau Ogre bernama Shrek yang baik hati dan penolong. Tahu enggak dalam bahasa Yiddish, bahasa yang digunakan orang Yahudi, Sherk itu artinya monster lho!
Dreamwork boleh bangga. Karena Shrek jadi film animasi pertama yang berhasil meraih Best Animated Feature Film di Oscar 2001. Salah satu saingannya kala itu adalah Monster,Inc. Kesuksesan Shrek disusul dengan dirilisnya Shrek 2 (2004). Katanya sih Dreamworks sekarang sedang mempersiapkan Shrek 3 (ya ampun! Kebiasaan deh, kalau udah sukses dibikin sekuelnya terus :b)
Persaingan terakhir mereka terlihat di Finding Nemo dan Shark Tale. Finding Nemo berkisah tentang Marlin, a clown fish yang berusaha untuk mencari anaknya yang hilang. Finding Nemo merupakan salah satu bukti kehebatan Pixar. Soalnya mereka bisa membuat film dengan kisah dalam air. Katanya nih, bikin animasi untuk suasana dalam air secara nyata dan bagus itu susah. Gelembung-gelembungnya air yang terlihat kalau enggak jago bikinnya bisa terlihat aneh. Cerita Shark Tale pun mengambil lokasi di dunia bawah air. Yang mungkin membedakan adalah wajah karakternya mirip dengan wajah pengisi suaranya.
Menyiapkan pengacara
Persaingan antara Pixar dan Dreamworks sampai masuk ke dalam isi cerita lho. Misalnya dalam film Finding Nemo nih. Pada salah satu adegannya, Dory berteriak 'Pick Me, Pick Me' pada Marin saat Marin butuh teman untuk mencari anaknya. Teriak ini mirip banget dengan teriakan Donkey pada Shrek saat mereka tiba di tempat lumpur milik Shrek.
Adegan yang mirip lainnya. Dory yang berisik dan doyan nyanyi diminta oleh Marin untuk bernyanyi. Ini sama dengan kejadian Shrek meminta Donkey berhenti bernyanyi. He he he kok bisa mirip gitu ya!
Di Shrek2 Dreamwork membalas ulah Pixar. Masih ingat enggak ada sebuah boneka kayu di lemari yang bernyanyi lagu Welcome to Duloc? (Lupa ya? Entar nonton lagi deh filmnya!) Nah lagu yang dinyanyikan itu pelesetan dari lagu milik Disney (yang jelas-jelas adalah partnernya Pixar) yang berjudul It's a Small World. Lagu ini merupakan theme park dari Disneyland. Tahu enggak tim Dreamwork sampai niat lho menyediakan pengacara untuk berjaga-jaga kalau pihak Disney akan menuntut karena ada adegan itu.
Kayaknya kebut-kebutan antara 'bus' Pixar dan 'bus' Dreamwork makin seru saja. Untuk ke depannya dua studio raksasa ini sudah menyiapkan banyak film animasi. Pixar akan merilis Car, sedangkan Dreamwork akan merilis Madagascar, Wallace and Gromit, Over The Hedge, Flushed Away dan tentu saja Shrek 3.
Ini tentu saja merupakan keuntungan buat penonton. Kita akan makin banyak pilihan untuk hiburan. Kalau dua 'bus' ini makin menaikkan kecepatan ngebutnya, tentu film yang dibuat pun makin bersaing kualitasnya. Tinggal kita deh yang milih mana yang lebih bagus untuk ditonton. Well, asal jangan tiba-tiba mereka merger ya! Kalau udah kompak dan semangat kompetisi enggak ada, malah jadi melempem deh.
Oh ya persaingan film animasi akan makin seru karena enggak hanya Pixar dan Dreamworks yang memproduksi animasi. Blue Sky, studio milik Fox, mulai membesar dan memperlihatkan taringnya. Saat ini mereka memang baru menghasilkan Ice Age tapi mereka sudah menyiapkan film lainnya. Lalu ada juga Disney. Studio raksasa yang dulu jagonya animasi memang sempat ketinggalan karena mereka memakai teknologi 2D (misalnya Beauty and The Beast, Mulan, dan banyak lagi). Tapi mereka enggak tinggal diam lho. Tahu kan Brother Bear? Ini film animasi mereka yang sebagian sudah menggunakan 3D juga. Kayaknya tahun ke depan Disney makin serius di animasi 3D nih. Apalagi partnership mereka Pixar di tahun 2006 bakal selesai, mau enggak mau mereka harus terjun sendiri ke persaingan animasi 3D.
Dalam minggu-minggu ini, kita bisa menikmati dua film animasi keren yang jadi omongan di mana-mana: Shark Tale dan The Incredibles. Ceritanya sama-sama seru, menghibur dan tentu saja pamer teknologi animasi tercanggih.
Shark Tale bercerita soal hiu baik hati bernama Lenny (disuarakan oleh Jack Black). Karakternya berbeda dengan keluarganya yang dikenal sebagai mafianya dunia bawah laut. Lenny ini kemudian berteman dengan seekor ikan sok tau yang ingin banget ngetop, Oscar (disuarakan oleh Will Smith). Oscar ini akhirnya kesampaian juga menjadi beken setelah dia mengakui telah membunuh Franky, saudara Lenny.
Sementara The Incredibles berkisah soal kehidupan keluarga mantan superhero. Sang bokap, Bob Parr (disuarakan oleh Craig T Nelson) dulunya terkenal sebagai Mr. Incredibles yang punya kekuatan besar. Sementara istrinya, Helen, dikenal sebagai Elastica (disuarakan oleh Holly Hunter). Mereka punya tiga anak Violet, Dash, dan Jack Jack. Seperti ortunya, mereka juga punya kekuatan dan sayangnya enggak boleh dipergunakan karena bisa membahayakan keselamatan keluarga. Namun Bob akhirnya enggak tahan juga untuk mempergunakan kembali kekuatannya ketika dia mendapat tawaran pekerjaan dari seseorang yang misterius. Dan tanpa diketahuinya ternyata tawaran itu adalah pancingan untuk membunuh diri dan keluarganya.
Bukan kebetulan
Asal tahu saja pemutaran dua film ini waktunya cukup berdekatan lho. Setelah beberapa minggu Shark Tale muncul, langsung disusul oleh The Incredibles. Di Amrik sendiri pemutaran perdana kedua film ini enggak beda jauh jaraknya. Shark Tale premiere pada tanggal 1 Oktober 2004. Ini berbeda sekitar satu bulan dengan The Incredibles yang premiere tanggal 5 November 2004.
Bukan kebetulan kalau Shark Tale dan The Incredibles diputar dalam waktu yang berdekatan. Ini salah satu bentuk persaingan antara Pixar yang memproduksi The Incredibles dengan Dreamworks yang memproduksi Shark Tale. Pixar dan Dreamworks memang sejak dulu sudah jadi saingan berat. Sebagai dua perusahaan animasi yang besar di Amrik mereka selalu kebut-kebutan untuk menjadi yang terbaik di bidang animasi 3D atau yang lebih dikenal dengan sebutan CGI (Computer-Generated Imagery). Teknologi CGI ini membuat gambar yang dihasilkan lebih bagus dan terlihat seperti nyata.
Teknologi ini pertama kali diperkenalkan ke publik secara luas lewat film Toy Story (1995) garapan Pixar. Toy Story merupakan film animasi panjang pertama yang menggunakan teknologi CGI. Studio yang berpartner dengan studio Walt Disney ini memang rajin banget mengembangkan teknologi 3D. Pixar dibentuk oleh John Lasseter, salah satu tim animasi di Disney. Dia keluar dari Disney dan bergabung dengan perusahaan spesial efek komputer milik George Lucas (sutradara terkenal yang membuat film Star Wars). Pada perkembangan selanjutnya divisi ini jadi divisi independen yang diberi nama Pixar.
Awalnya Pixar hanya memiliki 44 orang pegawai. Pada saat itu mereka mulai membuat film pendek pertama yang berjudul Red's Dream. Dan masuk sebagai nominasi dalam Academy Award sebagai Best Animated Short Film. Setelah bikin film pendek, mereka mulai melangkah menggarap iklan. Setelah cukup banyak iklan yang dibuat, mulai deh perusahaan ini, yang berpartneran dengan Walt Disney Studios, mulai mengembangkan film animasi.
Pixar jadi bahan omongan setelah dirilisnya Toy Story tahun 1995. Film ini jadi film animasi komputer yang pertama. Setelah itu mereka terus merilis film-film animasi seperti A Bug's Life (1998), Toy Story 2 (1999, Monsters Inc. (2001), Finding Nemo (2003), dan terakhir The Incredibles (2004). Oh ya Pixar punya keunikan dalam merilis film mereka. Sebelum film utama dimulai, kita selalu disuguhkan animasi pendek dulu.
Saingan Pixar adalah Dreamworks Animation. Dreamwork baru muncul belakangan, tapi keberadaannya langsung dilirik pencinta film. Film animasi pertama mereka yang meraih sukses adalah Antz (1998). Yang unik dari film ini adalah, wajah semut-semut dalam animasi ini mirip dengan si pengisi suaranya seperti Woody Allen, Sharon Stone, dan Sylverster Stallone.
Saat Antz dirilis, ini mulai kelihatan deh adanya persaingan antara Pixar dengan Dreamworks. Studio milik sutradara terkenal Steven Spielberg ini sebelumnya lebih banyak memproduksi film-film non-animasi. Teknologi CGI yang dimiliki oleh Dreamworks lebih banyak dipakai dalam film non-animasi. Contoh kehebatan teknologi buatan Dreamworks bisa kita lihat di film Jurasic Park atau Men In Black.
Rupanya Dreamworks mau juga merambah ke dunia animasi. Gebrakan pertama mereka ya Antz itu. Entah kebetulan atau enggak, ternyata cerita Antz itu mirip dengan A Bug's Life lho. Keduanya berkisah tentang kehidupan di koloni semut.
Sejak saat itu mulai deh antara Pixar dan Dreamworks saling kebut-kebutan untuk membuat film animasi. Apa yang dibuat Pixar selalu ditandingi oleh Dreamworks dan sebaliknya. Setelah A Bug's Life, Pixar meliris Monster Inc. Film ini berkisah tentang monster biru yang tugasnya menakuti anak kecil tapi pada akhirnya menjadi monster yang baik hati. Eh, Dreamwork bikin cerita soal monster juga. Mereka merilis Sherk (2001). Ceritanya berkisah soal monster atau Ogre bernama Shrek yang baik hati dan penolong. Tahu enggak dalam bahasa Yiddish, bahasa yang digunakan orang Yahudi, Sherk itu artinya monster lho!
Dreamwork boleh bangga. Karena Shrek jadi film animasi pertama yang berhasil meraih Best Animated Feature Film di Oscar 2001. Salah satu saingannya kala itu adalah Monster,Inc. Kesuksesan Shrek disusul dengan dirilisnya Shrek 2 (2004). Katanya sih Dreamworks sekarang sedang mempersiapkan Shrek 3 (ya ampun! Kebiasaan deh, kalau udah sukses dibikin sekuelnya terus :b)
Persaingan terakhir mereka terlihat di Finding Nemo dan Shark Tale. Finding Nemo berkisah tentang Marlin, a clown fish yang berusaha untuk mencari anaknya yang hilang. Finding Nemo merupakan salah satu bukti kehebatan Pixar. Soalnya mereka bisa membuat film dengan kisah dalam air. Katanya nih, bikin animasi untuk suasana dalam air secara nyata dan bagus itu susah. Gelembung-gelembungnya air yang terlihat kalau enggak jago bikinnya bisa terlihat aneh. Cerita Shark Tale pun mengambil lokasi di dunia bawah air. Yang mungkin membedakan adalah wajah karakternya mirip dengan wajah pengisi suaranya.
Menyiapkan pengacara
Persaingan antara Pixar dan Dreamworks sampai masuk ke dalam isi cerita lho. Misalnya dalam film Finding Nemo nih. Pada salah satu adegannya, Dory berteriak 'Pick Me, Pick Me' pada Marin saat Marin butuh teman untuk mencari anaknya. Teriak ini mirip banget dengan teriakan Donkey pada Shrek saat mereka tiba di tempat lumpur milik Shrek.
Adegan yang mirip lainnya. Dory yang berisik dan doyan nyanyi diminta oleh Marin untuk bernyanyi. Ini sama dengan kejadian Shrek meminta Donkey berhenti bernyanyi. He he he kok bisa mirip gitu ya!
Di Shrek2 Dreamwork membalas ulah Pixar. Masih ingat enggak ada sebuah boneka kayu di lemari yang bernyanyi lagu Welcome to Duloc? (Lupa ya? Entar nonton lagi deh filmnya!) Nah lagu yang dinyanyikan itu pelesetan dari lagu milik Disney (yang jelas-jelas adalah partnernya Pixar) yang berjudul It's a Small World. Lagu ini merupakan theme park dari Disneyland. Tahu enggak tim Dreamwork sampai niat lho menyediakan pengacara untuk berjaga-jaga kalau pihak Disney akan menuntut karena ada adegan itu.
Kayaknya kebut-kebutan antara 'bus' Pixar dan 'bus' Dreamwork makin seru saja. Untuk ke depannya dua studio raksasa ini sudah menyiapkan banyak film animasi. Pixar akan merilis Car, sedangkan Dreamwork akan merilis Madagascar, Wallace and Gromit, Over The Hedge, Flushed Away dan tentu saja Shrek 3.
Ini tentu saja merupakan keuntungan buat penonton. Kita akan makin banyak pilihan untuk hiburan. Kalau dua 'bus' ini makin menaikkan kecepatan ngebutnya, tentu film yang dibuat pun makin bersaing kualitasnya. Tinggal kita deh yang milih mana yang lebih bagus untuk ditonton. Well, asal jangan tiba-tiba mereka merger ya! Kalau udah kompak dan semangat kompetisi enggak ada, malah jadi melempem deh.
Oh ya persaingan film animasi akan makin seru karena enggak hanya Pixar dan Dreamworks yang memproduksi animasi. Blue Sky, studio milik Fox, mulai membesar dan memperlihatkan taringnya. Saat ini mereka memang baru menghasilkan Ice Age tapi mereka sudah menyiapkan film lainnya. Lalu ada juga Disney. Studio raksasa yang dulu jagonya animasi memang sempat ketinggalan karena mereka memakai teknologi 2D (misalnya Beauty and The Beast, Mulan, dan banyak lagi). Tapi mereka enggak tinggal diam lho. Tahu kan Brother Bear? Ini film animasi mereka yang sebagian sudah menggunakan 3D juga. Kayaknya tahun ke depan Disney makin serius di animasi 3D nih. Apalagi partnership mereka Pixar di tahun 2006 bakal selesai, mau enggak mau mereka harus terjun sendiri ke persaingan animasi 3D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar